Diagnosa Keperawatan Asma - Nursing Diagnosis Asthma

Asthma

Asthma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski : 1996).

Asthma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan bronkospasme yang reversibel. (Joyce M. Black : 1996).

Asthma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne : 2001).

Asthma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan (The American Thoracic Society).

Sumber :
http://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/08/askep-asma-bronkhiale.html

Asthma

Asthma is a chronic disease that affects your airways. Your airways are tubes that carry air in and out of your lungs. If you have asthma, the inside walls of your airways become sore and swollen. That makes them very sensitive, and they may react strongly to things that you are allergic to or find irritating. When your airways react, they get narrower and your lungs get less air. This can cause wheezing, coughing, chest tightness and trouble breathing, especially early in the morning or at night.

When your asthma symptoms become worse than usual, it's called an asthma attack. In a severe asthma attack, the airways can close so much that your vital organs do not get enough oxygen. People can die from severe asthma attacks.

Asthma is treated with two kinds of medicines: quick-relief medicines to stop asthma symptoms and long-term control medicines to prevent symptoms.

NIH: National Heart, Lung, and Blood Institute


Asthma Nursing Care Plan

Source :
http://free-nursingcareplan.blogspot.com/2011/07/nursing-care-plan-for-asthma.html

Diagnosa Keperawatan Asthma

Diagnosa Keperawatan 1 :
Tidak efektifnya kebersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi mukus.
Tujuan : Jalan nafas kembali efektif.
Kriteria Hasil :
  • Sesak berkurang
  • Batuk berkurang
  • Klien dapat mengeluarkan sputum
  • Wheezing berkurang/hilang
  • TTV dalam batas normal keadaan umum baik.
Intervensi :
  • Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, misalnya : mengi, erekeis, ronkhi.
    R/ Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas. Bunyi nafas redup dengan ekspirasi mengi (empysema), tak ada fungsi nafas (asma berat).
  • Kaji / pantau frekuensi pernafasan catat rasio inspirasi dan ekspirasi.
    R/ Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dpat ditemukan pada penerimaan selama strest/adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang dibanding inspirasi.
  • Kaji pasien untuk posisi yang aman, misalnya : peninggian kepala tidak duduk pada sandaran.
    R/ Peninggian kepala tidak mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan gravitasi.
  • Observasi karakteristik batuk, menetap, batuk pendek, basah. Bantu tindakan untuk keefektipan memperbaiki upaya batuk.
    R/ batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada klien lansia, sakit akut/kelemahan.
  • Berikan air hangat.
    R/ penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus.
  • Kolaborasi obat sesuai indikasi.Bronkodilator spiriva 1x1 (inhalasi).
    R/ Membebaskan spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa.

Diagnosa Keperawatan 2 :
Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
Tujuan : Pola nafas kembali efektif.
Kriteria Hasil :
  • Pola nafas efektif
  • Bunyi nafas normal atau bersih
  • TTV dalam batas normal
  • Batuk berkurang
  • Ekspansi paru mengembang.
Intervensi :
  • Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya pernafasan termasuk penggunaan otot bantu pernafasan / pelebaran nasal.
    R/ Kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan bervariasi tergantung derajat gagal nafas. Expansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis dan atau nyeri dada.
  • Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti crekels, mengi.
    R/ ronki dan mengi menyertai obstruksi jalan nafas / kegagalan pernafasan.
  • Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.
    R/ Duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan.
  • Observasi pola batuk dan karakter sekret.
    R/ Kongesti alveolar mengakibatkan batuk sering/iritasi.
  • Dorong/bantu pasien dalam nafas dan latihan batuk.
    R/ Dapat meningkatkan/banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi dan ditambah ketidak nyaman upaya bernafas.
  • Kolaborasi
    • Berikan oksigen tambahan.
    • Berikan humidifikasi tambahan misalnya : nebulizer.
    R/ Memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas, memberikan kelembaban pada membran mukosa dan membantu pengenceran sekret.

Diagnosa Keperawatan 3 :
Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.
Kriteria Hasil :
  • Keadaan umum baik
  • Mukosa bibir lembab
  • Nafsu makan baik
  • Tekstur kulit baik
  • Klien menghabiskan porsi makan yang disediakan
  • Bising usus 6-12 kali/menit
  • Berat badan dalam batas normal.
Intervensi :
  • Kaji status nutrisi klien (tekstur kulit, rambut, konjungtiva).
    R/ Menentukan dan membantu dalam intervensi lanjutnya.
  • Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.
    R/ Petikan pengetahuan klien dapat menaikan partisi bagi klien dalam asuhan keperawatan.
  • Timbang berat badan dan tinggi badan.
    R/ Penurunan berat badan yang signipikan merupakan indikator kurangnya nutrisi.
  • Anjurkan klien minum air hangat saat makan.
    R/ Air hangat dapat mengurangi mual.
  • Anjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering.
    R/ memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
  • Kolaborasi
    • Consul dengan tim gizi/tim mendukung nutrisi.
      R/ Menentukan kalori individu dan kebutuhan nutrisi dalam pembatasan.
    • Berikan obat sesuai indikasi.
    • Vitamin B squrb 2x1.
      R/ Defisiensi vitamin dapat terjadi bila protein dibatasi.
    • Antiemetik rantis 2x1
      R/ untuk menghilangkan mual / muntah.
Sumber :
Diagnosa Keperawatan Asthma


Nursing Diagnosis Asthma

Nursing Diagnosis, Nursing Interventions, Nursing Care Plan for Asthma

Impaired Gas Exchange

Related to :
  • Altered oxygen supply,
  • obstruction of airways by secretions,
  • bronchospasm
Nursing Interventions :
  • Monitor vital signs
  • Monitor and graph serial ABGs and pulse oximetry.
  • Administer medications as indicated
  • monitor skin and mucous membrane color.

Ineffective Airway Clearance

Related to :
  • Bronchospasm,
  • Increased production of secretions,
  • Retained secretions, thick, viscous secretions
Nursing Interventions :
  • Assist client to maintain a comfortable position.
  • Evaluate respiratory rate/depth and breath sounds.
  • Encourage/instruct in deep-breathing and directed coughing exercises.
  • Keep environmental free from sources of allergen such as dust, smoke, and feather pillows to a minimum according to individual situation.


Source :
http://free-nursingcareplan.blogspot.com/2011/07/nursing-care-plan-for-asthma.html

Comments

Popular posts from this blog

Nursing Diagnosis for Parkinson's Disease - Diagnosa Keperawatan Parkinson

Pneumonia Nursing Diagnosis - Diagnosa Keperawatan Pneumonia

Diagnosa Keperawatan TB Paru - Tuberculosis Nursing Diagnosis