Diagnosa Keperawatan TB Paru - Tuberculosis Nursing Diagnosis

TB Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang tanhan asam ini dapat merupakan organisme patogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteria patogen , tettapi hanya strain bovin dan human yang patogenik terhadap manusia. Basil tuberkel ini berukuran 0,3 x 2 sampai 4 μm, ukuran ini lebih kecil dari satu sel darah merah.

Sumber : http://kamus-kesehatan.blogspot.com/2009/07/tuberkulosis-paru.html


Tuberculosis

Tuberculosis, or TB, is an infectious bacterial disease caused by Mycobacterium tuberculosis, which most commonly affects the lungs. It is transmitted from person to person via droplets from the throat and lungs of people with the active respiratory disease.

In healthy people, infection with Mycobacterium tuberculosis often causes no symptoms, since the person's immune system acts to “wall off” the bacteria. The symptoms of active TB of the lung are coughing, sometimes with sputum or blood, chest pains, weakness, weight loss, fever and night sweats. Tuberculosis is treatable with a six-month course of antibiotics.

Source : http://kamus-kesehatan.blogspot.com/2010/04/tuberculosis.html


Diagnosa Keperawatan TB Paru

Diagnosa Keperawatan 1. :
Bersihan jalan napas tak efektif berhubungan dengan sekresi yang kental/darah.
Tujuan : Kebersihan jalan napas efektif.
Kriteria hasil :
  • Mencari posisi yang nyaman yang memudahkan peningkatan pertukaran udara.
  • Mendemontrasikan batuk efektif.
  • Menyatakan strategi untuk menurunkan kekentalan sekresi.
Intervensi :
  • Jelaskan klien tentang kegunaan batuk yang efektif dan mengapa terdapat penumpukan sekret di sal. pernapasan.
    R/ Pengetahuan yang diharapkan akan membantu mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
  • Ajarkan klien tentang metode yang tepat pengontrolan batuk.
    R/ Batuk yang tidak terkontrol adalah melelahkan dan tidak efektif, menyebabkan frustasi.
  • Napas dalam dan perlahan saat duduk setegak mungkin.
    R/ Memungkinkan ekspansi paru lebih luas.
  • Lakukan pernapasan diafragma.
    R/ Pernapasan diafragma menurunkan frek. napas dan meningkatkan ventilasi alveolar.
  • Tahan napas selama 3 - 5 detik kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan sebanyak mungkin melalui mulut. Lakukan napas ke dua , tahan dan batukkan dari dada dengan melakukan 2 batuk pendek dan kuat.
    R/ Meningkatkan volume udara dalam paru mempermudah pengeluaran sekresi sekret.
  • Auskultasi paru sebelum dan sesudah klien batuk.
    R/ Pengkajian ini membantu mengevaluasi keefektifan upaya batuk klien.
  • Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan viskositas sekresi : mempertahankan hidrasi yang adekuat; meningkatkan masukan cairan 1000 sampai 1500 cc/hari bila tidak kontraindikasi.
    R/ Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan dapat menyebabkan sumbatan mukus, yang mengarah pada atelektasis.
  • Dorong atau berikan perawatan mulut yang baik setelah batuk.
    R/ Hiegene mulut yang baik meningkatkan rasa kesejahteraan dan mencegah bau mulut.
  • Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian expectoran, pemberian antibiotika, konsul photo toraks.
    R/ Expextorant untuk memudahkan mengeluarkan lendir dan menevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.
Diagnosis Keperawatan 2. :
Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveolar-kapiler.
Tujuan : Pertukaran gas efektif.
Kriteria hasil :
  • Memperlihatkan frekuensi pernapasan yang efektif.
  • Mengalami perbaikan pertukaran gas-gas pada paru.
  • Adaptive mengatasi faktor-faktor penyebab.
Intervensi :
  • Berikan posisi yang nyaman, biasanya dengan peninggian kepala tempat tidur. Balik ke sisi yang sakit. Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.
    R/ Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan ekpsnsi paru dan ventilasi pada sisi yang tidak sakit.
  • Observasi fungsi pernapasan, catat frekuensi pernapasan, dispnea atau perubahan tanda-tanda vital.
    R/ Distress pernapasan dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebagai akibat stress fisiologi dan nyeri atau dapat menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan hipoksia.
  • Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan.
    R/Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengurangi ansietas dan mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
  • Jelaskan pada klien tentang etiologi/faktor pencetus adanya sesak atau kolaps paru-paru.
    R/ Pengetahuan apa yang diharapkan dapat mengembangkan kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
  • Pertahankan perilaku tenang, bantu pasien untuk kontrol diri dengan menggunakan pernapasan lebih lambat dan dalam.
    R/ Membantu klien mengalami efek fisiologi hipoksia, yang dapat dimanifestasikan sebagai ketakutan/ansietas.
  • Kolaborasi dengan tim kesehatan lain : Dengan dokter : pemberian antibiotika, pemeriksaan sputum dan kultur sputum, konsul photo toraks.
    R/Mengevaluasi perbaikan kondisi klien atas pengembangan parunya.

Sumber : http://askep-asuhankeperawatan.blogspot.com/2009/08/askep-asuhan-keperawatan-tuberkulosis.html


5 Nursing Diagnosis for TB Tuberculosis

Nursing diagnoses that commonly occurs in clients with pulmonary tuberculosis are as follows:

1. Ineffective airway clearance

relate to:
  • thick secretions or blood secretions,
  • weakness,
  • bad cough effort,
  • edema, tracheal / pharyngeal.

2. Impaired gas exchange
  • related to:
  • reduced effectiveness of the surface of the lung,
  • atelectasis,
  • alveolar capillary membrane damage,
  • secretions are thick,
  • bronchial edema.

3. Risk for Infection and spread of infection

related to:
  • decreased immune system,
  • decreased ciliary function,
  • secretions are settled,
  • tissue damage caused by the spread of infection,
  • malnutrition,
  • contaminated by the environment,
  • lack of knowledge about infectious germs.

4. Imbalanced Nutrition Less Than Body Requirements

related to:
  • fatigue,
  • frequent coughing,
  • production of sputum,
  • dyspnea,
  • anorexia,
  • decline in financial capability.

5. Knowledge Deficit: about the condition, treatment, prevention

related to:
  • nothing is explained,
  • interpretation is wrong,
  • the information is incomplete / inaccurate,
  • limited knowledge / cognitive.


Source : http://nursing-care-plan.blogspot.com/2011/12/5-nursing-diagnosis-for-tb-tuberculosis.html

Comments

Popular posts from this blog

Nursing Diagnosis for Parkinson's Disease - Diagnosa Keperawatan Parkinson

Pneumonia Nursing Diagnosis - Diagnosa Keperawatan Pneumonia